Rabu, 25 November 2015

ALAT REPRODUKSI PADA KELAPA SAWIT DAN PEPAYA



LAPORAN PRAKTIKUM
PEMULIAAN TANAMAN


“ ALAT REPRODUKSI PADA KELAPA SAWIT DAN PEPAYA”


OLEH: KELOMPOK 6
AYU NURUL AINI QOLBY
HANIFA RAHMA FITRI
HABIB AGIL PRIANSYAH
NASRA MITA
NURUL FATIHAH

AGROTEKNOLOGI-B

 NAMA ASISTEN:
MUHIBATUL KHASANAH
DIMAS PRAMUJA








JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2015

1.      Alat reproduksi Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinnesis) bukan berasal dari Indonesia. Tanaman ini dipercaya berasal dari pesisir tropis Afrika Barat. Tanaman kelapa sawit liar telah dimanfaatkan oleh penduduk Afrika Barat sebagai minyak makan. Tanaman kelapa sawit dikenali bangsa eropa saat ekspedisi Portugis ke Afrika Barat pada abad ke 15.( Agustira, dkk,2008).
Kelapa sawit memiliki sistem reproduksi secara generatif. Kelapa sawit memiliki bunga jantan dan bunga betina pada satu pohon biasa disebut Monoecious. Namun bunga jantan dan bunga betina terpisah. Meski hal ini terjadi, namun jarang sekali terjadi penyerbukan sendiri. Karena pematangan bunga jantan dan bunga betina memiliki waktu yang berbeda. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar. Pernyataan ini sesuai pernyataan Pahan (2008) Kelapa sawit merupakan merupakan tanaman berumah satu (monoecious), artinya bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu pohon,dimana rangkaian bunga jantan terpisah dengan rangkaian bunga betina, walaupun demikian dapat dijumpai pada beberapa tanaman kelapa sawit bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu tandan (hermafrodit) dan pada umumnya tanaman kelapa sawit melakukan penyerbukan silang (Pahan 2008).
Pada buah kelapa sawit proses pembentukannya dari proses penyerbukan hingga buah matang dipengaruhi oleh keadaaan iklim dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, lama proses pemasakan buah di beberapa daerah kawasan mempunyai perbedaaan, Di Malaysia proses pemasakan buah sekitar 5,5 bulan, di Sumatera Sekitar 5 – 6 bulan, sedangkan di Afrika sekitar 6 – 9 bulan (Setyamidjaja, 2006).

 


Gambar 1. Bentuk bunga betina dan jantan pada sawit.



Tanaman kelapa sawit jarang hermaphrodit. Bentuk Infloresence berbentuk mayang (spadix). Inflor dibentuk pada ketiak daun segera setelah diferensiasi pucuk batang Jenis bunga jantan dan betina ditentukan 9 bulan setelah inisiasi, ± 24 bln inflor menjadi bunga. Bunga betina : ukuran besar, membuka dalam 3 hari, siap dibuahi 3-4 hari. Bunga jantan : ukuran kecil memanjang, menyerbuk dalam 5 hari. Penyerbukanyang terjadi adalah penyerbukan silang. Kelapa sawit mulai berbunga pada umur sekitar 2 tahun, tanaman ini termasuk berumah satu, artinya pada satu tanaman terdapat bunga jantan dan betina. Namun sering dijumpai pula bunga hermaprodit.  Sebelum bunga mekar, masih diselubungi seludang, sudah dapat dibedakan antara bunga jantan dan bunga betina.  Bunga betina bertudung lebih bulat dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan bunga jantan. Seludang bunga pecah 15-30 hari sebelum reseptif (anthesis). Meskipun dalam satu tanaman terdapat bunga betina dan bunga jantan namun muncul dan mekarnya tidak bersamaan, praktis tanaman kelapa sawit melaksanakan penyerbukan secara  silang (cross polinated). Secara alami, penyerbukan dilakukan oleh serangga (enthomophili, terutama oleh Elaedobius camerunicus) dan angin (anemophili). Bunga betina yang sudah mekar, dan dalam kondisi reseptif (masa subur) berlangsung antara 36 – 48 jam. Perkembangan bunga betina terlihat dari perubahan warnanya.  Pada hari pertama (sesudah mekar) berwarna putih, sedang pada hari kedua berwarna kuning gading, hari ketiga jingga dan hari keempat menjadi merah kehitam-hitaman.  Selama periode tersebut bunga berbau harum dan mengeluarkan lendir yang dimaksud untuk menarik serangga penyerbuk. Saat terbentuk primordia bunga sampai dengan penyerbukan membutuhkan waktu 33 bulan, sejak selesai penyerbukan sampai dengan buah masak membutuhkan waktu 5 – 6 bulan (Anonim, 2013).





2.      Alat Reproduksi Pepaya
Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk dalam famili Caricaceae dan merupakan tanaman herba (Barus dan Sukri, 2008). Sampai saat ini Caricaceae diperkirakan terdiri dari 31 spesies dalam tiga genera dari Amerika Tropis (Carica, jacaratia dan jarilla) dan satu genus dari afrika yaitu Cylicomporpha (Australian govermment, 2008).
Pepaya memiliki 3 jenis tanaman yaitu tanaman betina, tanaman jantan dan tanaman hemafrodit. Hal ini sesuai dengan pernyataan Crane (2005), bahwa ada tiga jenis dasar pohon pepaya yaitu tanaman jantan, betina, dan hemafrodit (biseksual). Buah biasanya hanya direproduksi dari tanaman betina dan biseksual. Tanaman jantan memiliki ukuran yang kecil, berbentuk bulat panjang, bunga kuning yang hanya memiliki 10 kepala sari. Tanaman betina memiliki ukuran besar dengan bunga berwarna keputihan yang memiliki sebuah ovarium. Tanaman biseksual (hemafrodit) memiliki bunga sempurna terdapat dalam dua axils di sepanjang batang.
Tanaman pepaya melakukan penyerbukan secara silang pada jenis tanaman betina dan tanaman betina, kecuali pada tanaman pepaya yang hemafrodit yang melakukan penyerbukan sendiri karena memiliki bunga jantan dan betina pada satu pohon dan pematangan bunganya dapat terjadi secara serentak.
Bunga pepaya termasuk bunga majemuk yang tersusun pada sebuah tangkai atau poros bunga (pedunculus). Kelompok bunga majemuk tersebut disebut infloresensia yang duduk pada ketiak daun.Tanaman pepaya memiliki tiga jenis bunga, yaitu bunga jantan (masculus), bunga betina (femineus), dan bunga sempurna (hermaprodit).  Bunga jantan adalah bunga yang hanya memiliki benang sari saja, sedangkan bunga betina hanya memiliki putik saja. Kedua jenis bunga tersebut disebut bunga berjenis kelamin satu atau uniseksual. Jenis bunga yang memiliki putik dan benang sari disebut sebagai bunga sempurna/hermaprodit. Oleh karena memiliki dua kelamin, bunga sempuma termasuk bunga biseksual.

Gambar 2. Bentuk bunga pepaya

Pepaya termasuk tanaman yang menyerbuk silang. Penyerbukan sebagian besar dibantu oleh angin dan serangga. Tanda bunga akan mekar adalah warna kelopak bunga sudah berubah dari hijau menjadi  kekuningan.
Bunga jantan berbentuk tabung ramping dengan panjang kira-kira 2,5 cm. Corolla (mahkota bunga) terdiri dari lima helai dan berukuran kecil-kecil. Stamen (benang sari) berjumlah 10 yang tersusun menjadi dua lapis dan melekat pada leher tabung. Lapis sebelah dalam terdiri dari lima benang sari yang melekat antara daun mahkota. Ovarium (bakal buah) mengalami rudimenter sehingga tidak akan menghasilkan buah.
Bunga betina berukuran agak besar dan memiliki bakal buah yang berbentuk bulat sehingga akan menghasilkan buah yang berbentuk bulat juga. Jenis bunga ini mempunyai lima buah pistillum (putik). Adanya putik ini membentuk alur atau garis pada buah. Meskipun buah berbentuk bulat, alur atau garis putik ini tampak memberi bekas juga. Mahkota bunga terdiri dari lima helai daun mahkota yang melekat di bagian dasar bunga.
Dari bentuk bunganya tanaman pepaya tergolong tanaman yang menyerbuk silang. Penyerbukan tersebut berlangsung dengan bantuan angin atau serangga, tetapi tepung sari bunga jantan mudah dipengaruhi oleh angin.Bunga pepaya sangat peka terhadap iklim khususnya suhu dan kelembaban. Tanaman jantan dan sempurna bersifat tidak stabil yang artinya dapat mengalami perubahan kelamin akibat  perubahan lingkungan. Pada musim panas,  tanaman mengalami stress karena kelembaban rendah sehingga putik dan benang sari pada tanaman sempurna tumbuh  tidak wajar  dan  berbentuk karpeloid sehingga buah yang terbentuk di luar bentuk standar. Tanaman jantan dapat menghasilkan bunga sempurna sehingga menghasilkan buah yang  dikenal sebagai pepaya gantung/gandul. Tanaman betina bersifat stabil (Storey, 2008)































Daftar Pustaka

Anonim. 2013.  BOTANI KELAPA SAWIT. http://kelapasawitsmart.blogspot.co.id/. Diakses pada 25/11/2015.

Anonim. 2013. Mengenal Jenis-jenis Bunga Pepaya.

Barus, A dan Syukri. 2008.Agroteknologi Tanaman Buah-buahan. USU Press. Medan.
Crane, J.H. dan C.F. Balerdi. 2005. Pitaya Growing in  the Florida Home Lanscape. IFAS-University of Florida. Florida.
Iyung Pahan, 2008. Kelapa Sawit. Penebar Swadaya, Jakarta.